§
Pengertian
Pengendalian
Tujuan utama dari Pengendalian adalah mengontrol
proses/plant yang terjadi di industri. Operasi yang berjalan di industri ini
dapat bersifat diskret (on- off),
misal valve terbuka/tertutup, motor hidup/mati, konveyor jalan/berhenti, dll, atau
pengaturan/regulasi variabel keluaran secara kontinyu, inisial pengaturan untuk
mempertahankan tinggi muka cairan dalam tank pada nilai tertentu.
§
Pengendalian
oleh Manusia
Gambar
1.1. Pengendalian Level di dalam tangki oleh manusia
Gambar
1.1. menunjukkan bagaimana seorang operator mengendalikan level
(permukaan zat cair) di sebuah tangki. Air yang masuk kedalam tangki dipompa
dari sebuah sumur, dan air yang keluar dari tangki dipakai untuk keperluan
pabrik. Andaikata level ditangki dikehendaki selalu 50% dari ketinggian tangki,
maka operator harus selalu menambah atau mengurangi bukaan valve apabila
level tidak berada di 50%. Bila kurang dari 50 %, operator harus menambah flow dengan lebih membuka valve. Sebaliknya, bila level lebih tinggi dari 50%, operator harus
mengurangi flow dengan lebih
menutup valve. Pada pengendalian semacam ini, operator
harus selalu waspada dan siap untuk lebih membuka atau menutup value agar level berada di
50%.
Pengendalian
seperti diatas disebut pengendalian oleh manusia (manual
control). Sistem pengendalian manual masih dipakai pada beberapa
aplikasi tertentu. Biasanya sistem ini dipakai pada proses-proses yang tidak banyak mengalami perubahan beban (load)
atau pada proses yang tidak kritis. Load (beban)
didalam contoh pengendalian diatas adalah flow pemakaian
air oleh pabrik. Kalau pemakain air oleh pabrik tidak sering beubah-ubah,
operator tidak perlu terus menerus mengamati level dan
menambah atau mengurangi bukaan valve. Tetapi kalau
load selalu berubah-ubah, operator terpaksa harus mengamati level dan segera
melakukan koreksi terhadap naik-turunnya level.
Peran
operator didalam sistem pengendalian manual digantikan
oleh alat yang disebut controller.
Tugas membuka dan menutup valve tidak
lagi dikerjakan oleh operator, tetapi atas perintah controller. Untuk keperluan pengendalian otomatis,
valve harus dilengkapi dengan alat yang disebut actuator, sehingga unit valve sekarang
menjadi unit yang disebut control valve.
- Prinsip Prinsip Pengendalian
Lihatlah
kembali gambar 1.1. pada sistem pengendalian digambar itu, pertama operator
harus mengamati ketinggian level, kemudian mengevaluasi
apakah level yang ada sudah seperti apa yang
dikehendakinya. Kalau level tidak sama dengan
yang dikehendakinya, maka operator harus memperkirakan seberapa banyak valve perlu lebih ditutup atau lebih dibuka.
Selanjutnya, operator harus benar-benar mengubah bukaan valve sesuai dengan yang diperkirakan tadi. Kalau
dikaji lebih jauh, dalam mengendalikan operator mengerjakan empat langkah
berikut:
Mengukur-Membandingkan-Menghitung-Mengoreksi
- Elemen elemen dalam
Sistem Kendali
Didalam diagram kotak sistem
pengendalian otomatis, akan saja selalu ada komponen-komponen pokok seperti
elemen proses, elemen pengukuran (Sensing elemen dan
transmitter), elemen controller (control unit) dan final control element .
Gambar 1.3. Diagram Kotak Sistem
Pengendalian Otomatis
Di
dalam gambar diatas bagian controller mempunyai summing
junction dengan tanda positif negative. Dititik inilah
langkah membandingkan dilakukan dengan mengurangi besaran
set point dengan sinyal measurement variable.
Hasilnya adalah sinyal error. Tanda negatif di summing junction membawa arti
yang sangat spesifik bagi sistem. Karena tanda ini sistem diatas disebut negative feedback control system
-Istilah Sistem kendali
§ Sistem : adalah
suatu susunan dari beberapa komponen yang bekerja bersama-sama untuk melakukan
suatu sasaran tertentu.
§
Proses
: adalah tatanan peralatan
yang mempunyai suatu fungsi tertentu.
Sensor/Transduser
: adalah Perangkat yang digunakan
untuk merasakan besaran proses yang diukur dan mengubahnya dari suatu besaran
ke bentuk besaran lainnya.(Pengkondisi Sinyal: Sebuah elemen
yang digunakan untuk mengubah level sinyal keluaran pengukur sedemikian
sehingga keluaran dan pengkondisi sinyal ini dapat dibandingkan secara langsung
dengan referensi yang diinginkan.
§ Controlled Variable (CV) atau Process Variable
(PV) : adalah kondisi dimana nilai yang kita dikendalikan
diantara batasan-batasan tertentu atau ditentukan .
§ Set Point (SP) : adalah besaran process variable yang
dikehendaki. Sebuah controller akan
selalu menyamakan controlled variable dengan set point.
§
Error
(E) : adalah perbedaan antara besaran/variabel (process variable) dengan set point.
§
Controller
: adalah elemen yang mengerjakan tiga dari
empat tahap langkah pengendalian , yaitu membandingkan set point dengan process variable , menghitung berapa banyak koreksi yang perlu dilakukan , dan mengeluarkan
sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungan .
Actuator/Elemen Kontrol Akhir : adalah Perangkat
yang digunakan untuk melakukan aksi kontroler berdasarkan sinyal kontrol
§
Manipulated
variable (MV) : adalah
input dari suatu proses yang dapat dimanipulasi atau diubah-ubah besarnya
agar controlled variable besarnya sama dengan set point.
§
Disturbance : adalah besaran lain, selain manipulated variable, yang dapat
menyebabkan berubahnya controlled variable. Besaran ini lazim disebut
§
Kontrol
Lup Terbuka :
Sistem
kontrol lup terbuka merupakan sistem kendali yang keluarannya tidak berpengaruh
pada aksi pengendali.
Kontrol Lup Terbuka :
Sistem
kontrol lup terbuka merupakan sistem kendali yang keluarannya tidak berpengaruh
pada aksi pengendali. Konsep ini tidak membandingkan keluaran dengan masukan
sehingga untuk setiap masukan acuan terhadap suatu kondisi operasi yang tetap .
Oleh karena itu ketelitian sistem bergantung pada kalibrasi
§
Kontrol
Lup Tertutup
Kontrol
lup terbuka tidak memberikan jaminan pada keadaan dimana terjadi banyak
gangguan. Untuk mengatasi hal itu, beberapa teknik perlu ditambahkan untuk
mengawasi nilai-nilai keluaran yang aktual dan membandingkan agar tetap pada
nilai-nilai yang diinginkan, untuk kemudian mengubah set aktuator agar
kesalahan (error) semakin diperkecil. Sistem kontrol semacam ini
disebut sistem kontrol lup tertutup.
. Sistem Pengendalian Tegangan pada sebuah
Generator Sinkron
Pengendalian
tegangan generator secara blok diagram dapat dilukiskan seperti pada gambar
dibawah ini. Prime Mover diandaikan mempunyai kecepatan putar tetap dan diandaikan
tidak berpangaruh pada beban berapapun, sehingga kecepatan putar tidak akan
mempengaruhi pengendalian tegangan.
Gambar 1.8. Blok Diagram Pengendalian
Tegangan pada generator
Tegangan
yang keluar dari generator biasanya diukur dengan menggunakan trafo atau elemen
pembagi tengan lain, dan hasil pengukuran ini dibandingkan dengan set point
yang biasanya juga dalam bentuk tegangan. Kemudian hasil perbandingan (error)
ini dapat dipakai bahan perhitungan untuk menambah atau mengurangi arus menuju
exiter (manipulated variable). Dan Gambar dibawah ini menunjukan diagram
schematic Sistem Pengendalian Tegangan pada sebuah generator diatas. Tegangan
yang keluar dari generator biasanya diukur dengan menggunakan trafo atau elemen
pembagi tegangan lain, dan hasil pengukuran ini dibandingkan dengan set point
yang biasanya juga dalam bentuk tegangan. Kemudian hasil perbandingan (error)
ini dapat dipakai bahan perhitungan untuk menambah atau mengurangi arus menuju
exiter (manipulated variable).
§
Pengaruh
Balikan Sistem Kendali
- Karakteristik Sistem
Pengendalian
Karakteristik utama sistem kendali
meliputi kestabilan, ketelitian, kecepatan respon dan sensitifitas keluaran terhadap
perubahan komponen dan kondisi lingkungan :
Ketelitian :Ketelitian Menunjukkan deviasi keluaran
sebenarnya terhadap nilai yang diinginkan. Umumnya ketelitian sistem pengaturan
diperbaiki dengan menggunakan mode pengontrol seperti integrasi atau integrasi
proporsional. Dengan penggunaan umpan balik, ketelitian sistem semakin
diperbaiki. Misalnya, sistem lup terbuka seperti mesin pencuci, bersihnya
pakaian menunjukan ukuran ketelitian.
Kestabilan : Suatu sistem dikatakan
stabil jika keluarannya tetap pada nilai tertentu dalam jangka waktu yang
ditetapkan setelah diberi masukan. Keluaran suatu sistem tak stabil akan terus
naik hingga kondisi break down. Sistem
yang tidak stabil bisa dibuat stabil dengan menggunakan teknik tertentu,
umumnya dengan rangkaian kompensasi. Ketelitian dan stabilitas saling
berhubungan satu sama lain, yakni jika tidak hati-hati ketika anda mencoba
memperbaiki ketelitian, stabilitasnya akan menurun, begitu juga sebaliknya.
Sensitivitas : Kepekaan
sensitivitas merupakan ukuran kepekaan keluaran sistem terhadap perubahan harga
komponen-komponennya dan juga kondisi lingkungannya. Sistem yang baik hanya
akan terpengaruh oleh perubahan masukan dan bukan terhadap sinyal yang diinginkan,
seperti gangguan.
Kecepatan respon: Kecepatan
respon (response) adalah mengukur kecepatan keluaran dalam
menanggapi perubahan nilai masukan. Dalam analisis domain waktu, respon
(keluaran) diukur dari saat-saat transisi hingga keadaan mantap. Sistem orde
dua mempunyai respon yang berbeda-beda. Dalam praktek, sangat sulit
menganalisis sistem yang mempunyai orde lebih tinggi. Namun, karena suatu
sistem umumnya mempunyai respon yang lebih mendekati sifat dari sistem orde
dua, oleh karena itu biasanya didekati sebagai sistem orde dua.
1.4.2. Pengaruh Balikan Sistem
Pengendalian
Keempat
mata rantai pengendalian, yaitu mengukur, membandingkan, menghitung, dan
mengoreksi, dilakukan serempak oleh sistem pengendalian. Jadi, pada waktu
sistem pengukuran mengukur process variable, pada saat itu pula control valve berusaha mengoreksi process variable. Padahal semua elemen di dalam
sistem mempunyai unsur kelambatan (lag). Karena unsur kelambatan itu, bisa saja
control valve masih menambah manipulated variable pada waktu process variable sudah mendekati set point.
Akibatnya, measuarement variable melewati set point.
Ada banyak bentuk kurva waktu atau
response sistem pengendalian. Namun, secara umum mereka dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu stabil (stable) dan tidak
stabil yaitu overdamped dan underdamped. Kelompok tidak stabil juga terbagi
menjadi dua, yaitu sustain oscillatin dan undamped.
Suatu
sistem pengendalian dikatakan stabil, apabila nilai process variable berhasil
mendekati set point, walaupun diperlukan waktu untuk itu. Keadaan stabil itu
dapat dicapai dengan response yang overdamped atau yang underdamped. Kedua
response itu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada response
yang underdamped, jelas bahwa koreksi sistem berjalan lebih cepat dari response
yang overdamped. Tetapi, tidak berarti bahwa underdamped lebih bagus dari overdamped. Ada proses-proses yang membutuhkan response
yang lambat (overdamped) dan ada pula proses-proses yang membutuhkan
response yang cepat (underdamped). Kebutuhan tersebut
ditentukan oleh sifat proses dan kualitas produk yang dikehendaki. Operator
yang berpengalaman tentu dapat menunjukkan di bagian mana proses memerlukan
response yang overdamped dan dibagian mana diperlukan yang underdamped. Yang
pasti sistem pengendalian tidak pernah menghendaki sistem yang tidak stabil.
Tidak yang sustain oscillation, apalagi
yang undamped. Pada response sustain oscillation, process
variable tidak pernah sama dengan set point. Process variable naik turun di
sekitar set point seolah-olah seperti roda sepeda yang sedang berputar. Oleh
karena sifat inilah, sustain oscillation juga
disebut cycling.
SEMOGA BERMANFAAT ...
Post a Comment